MESKI namanya COROTO, wadah ini bukanlah tempat berhimpun para
penggemar burung berkicau yang sangat akrab dengan kroto (anak semut
rangrang). Tapi Coroto yang dimaksud adalah perkumpulan para penggemar
mobil sedan Toyota Corolla Classic nu baheula alias nu bareto. Atau
sejak setahun lalu, Coroto (Ciamis Corolla Bareto) Community ikut
meramaikan jagat komunitas otomotif di Ciamis.
"Kami memberi
namanya Coroto biar gampang diingat. Tapi tidak ada hubungannya sama
sekali dengan kroto, telur semut kararangge itu," ujar pembina sekaligus
pendiri Coroto Community, Trisno SH kepada Tribun, belum lama ini.
Tak
disangka, sekitar satu setengah tahun lalu, Trisno bersama sejumlah
rekannya sesama pemilik mobil corolla usang keluaran tahun 1970-an suka
nongkrong di halaman parkir utara Masjid Agung Ciamis. Terutama pada
malam Minggu.
"Awalnya sih dari nongkrong di halaman Masjid Agung
Ciamis depan kantor bupati. Tak banyak yang nongkrong, paling tiga
sampai lima mobil. Saya,Trisno, Pehul, Demong, Ade, dan kadang ada pula
Anjar," tutur Ucu Indra Maulana, Sekretaris Coroto Community Ciamis.
Meski
nongkrong dengan mobil usang, berupa Toyota Corolla lama keluaran
tahun 1970-an, namun para penggemar corolla bareto tersebut tetap
percaya diri. "Bahkan kami sepakat untuk menghimpun diri dalam suatu
wadah, yang kemudian kami beri nama Coroto. Biar terasa lebih khas
Ciamis. Waktu itu baru ada lima belas rekan yang bergabung. Coroto
berdiri tepat pada tanggal 6 Maret 2012, launchingnya pun di parkiran
halaman Masjid Agung Ciamis tempat kami biasa nongkrong. Sekarang, meski
baru setahun berdiri, sudah ada sekitar 40 pemilik corolla classic di
Ciamis yang ikut bergabung dengan Coroto. Semuanya pemilik sedan corolla
kuno, buatan tahun 1972 sampai tahun 1979. Untuk tingkat nasional
wadah kami adalah Indonesia Corolla Classic (ICC)," cerita Ucu.
Coroto
tak hanya sekadar wadah berhimpun para penggemar mobil corolla bareto
di Ciamis. "Tetapi ini merupakan wadah silaturahmi keluarga kami.
Makanya kalau nongkrong, ada konvoi kemana, isteri, dan anak-anak suka
dibawa," ujar Trisno.
Dengan Coroto, Trisno dan kawan-kawan pun
mulai sering bersilaturahmi dengan para pengemar corolla clasic di
berbagai kota. "Bila ada event, kami suka konvoi ramai-ramai. Seperti
dua bulan lalu ke Jogjakarta konvoi 17 mobil dari Ciamis. Sebelumnya ke
Bandung dengan 30 mobil. Juga pernah konvoi dan kumpul bersama di
Pantai Pangandaran," imbuhnya.
Walau umur baru setahun, Coroto
Community ingin terus berarti. "Setidaknya hari ini kami memilih objek
wisata Icakan ini untuk lokasi merayakan ulang tahun pertama Coroto,"
kata Trisno.
Bagaimana pun juga kata Trisno, objek wisata air
Icakan di Desa Sukamulya Baregbeg ini merupakan wahana rekreasi
alternatif yang tengah berkembang pesat, dan merupakan alternatif bagi
Kabupaten Ciamis setelah kehilangan berbagai objek wisata setelah
berdirinya Kabupaten Pangandaran sebagai daerah otonomi baru (DOB) lepas
dari induknya Kabupaten Ciamis.
"Setelah Pangandaran lepas,
Ciamis tidak punya objek wisata unggulan lagi yang bisa menjadi andalan.
Mau tidak mau harus ada objek wisata alternatif yang harus diunggulkan.
Kami mencoba mengenalkan objek wisata air Icakan ini secara luas kepada
masyarakat. Dalam acara ulang pertama Coroto ini hadir pula rekan kami
para penggemar mobil corolla classic dari Sumedang, Tasikmalaya,
Cilacap, Jogja dan kota lainnya. Juga hadir disini sejumlah penggemar
Honda Prestige, Jazz, Corollah DX dan sebagainya, rata-rata semuanya
hadir bersama keluarga," ungkap Trisno disela-sela kemeriahan acara
ulang tahun pertama Coroto di tempat parkir objek wisata Icakan.
Pada
kesempatan tersebut tampak berjajar setidaknya 40 mobil corolla classic
dari Ciamis. Belum lagi dari Sumedang yang tergabung dalam ICKS (Ikatan
Corolla Kolot Sumedang), berikut 'Baloenk Cilik' dari Cilacap, serta
yang dari Jogjakarta maupun kota lainnya
http://www.tribunnews.com/regional/2013/03/17/coroto-penggemar-sedan-corolla-classic-di-ciamis